Senin, Maret 09, 2009

P vs SLAUGHTER

Pada tanggal 7 Maret 2009 yang lalu, salah satu adikku dengan sangat sadar memilih untuk dilukai oleh seorang dokter. Masih inget adikku yang bernama Rizki? yup.. dia melakukan pilihan luar biasa dalam hidupnya, yaitu dilukai di organ vitalnya. ga seserem kedengarannya kok. cuma khitan. hal yang wajib dilakukan anak laki-laki menjelang dewasa. ga perlu aku deskripsikan lebih lanjut tentang khitan, yaitu kegiatan memotong kulit pada p***s yang masih ada kuncupnya, lalu dibuka dan dilipat ke arah yang berlawanan agar kepala p***snya terlihat dan dijahit sesuai pola supaya nantinya ketika dewasa bisa digunakan secara wajar dan memudahkan si pemilik dalam hal... ntar..ntar.. aku tadi bilang gak di jelasin ya? halah.. kejauhan.. lagian udah terlanjur ini..

Oke.. aku anggap semua yang baca udah pada ngerti sama definisi khitan, yaitu kegiatan memotong.. stop..stop...!! maaf, aku sedang keranjingan mendefinisikan khitan, yaitu kegiatan..... (dihapus oleh editor, terlalu bertele-tele).

Oke.. aku ga akan mendefinisikan lagi, suer..!! Lanjut... Waktu itu hari sabtu. pagi yang cerah. Dokter yang mengkhitan janji datang pada pukul tuju pagi namun mendadak molor dan bilang akan datang jam 7.30 dengan alasan sedang cuci baju. Dokter apa tukang londre sih... (sorry Lik gw protes..) secara dokternya temenku sendiri. Dokter Malik namanya, aku biasa panggil dia dengan sebutan Malik aja, ga pake embel-embel dokter.

Baiklah, kerja dokter khitan nantinya adalah memotong kulit pada p***s sang pasien dan... duh... kumat lagi. rasanya ada yang asik menjelaskan tentang khitan, beneran deh.. adicted banget gitu... Lanjut... aku udah ada di rumah mamanya Rizki dari jam 6.30. bantu-bantu buat siapin ini itu. termasuk bantu buat nyicipin resoles dan pastel yang mau dimasukin ke kotak, kali-kali aja ada racunnya kan ga enak kalo tar masuk koran bahwa ada ibu-ibu pengajian dirawat di rumah sakit gara-gara keracunan pastel dan resoles pada sebuah acara potong burung di daerah griya shanta. itu sebabnya aku sebagai keponakan merasa terpanggil dan bertanggungjawab untuk mensortir beberapa makanan tersebut sampe akhirnya musti dihentikan oleh sodaraku yang lain. ok, aku anggep kegiatan sortir-mensortir makanan sudah cukup.

Sang korban masih mesam-mesem pada waktu itu. dia masih membayangkan tentang berapa banyaknya uang yang bakal dia dapat dari mengurbankan ujung p***snya itu. hehehehe.. aku dulu juga gitu sih... maklum, namanya juga anak-anak. kalo orang dewasa pasti mikirnya bukan uang, tapi seberapa tangguh nantinya si "ujang" bisa bertempur setelah bertransformasi dari burung "kenari" menjadi "cucakrowo dowo buntute".

Si korban yang bernama lengkap M. Rizki Kurniawan ini telah siap lahir batin. obat yang diberikan Malik sehari sebelumnya sudah ditenggaknya setelah sarapan tadi. jam 7.45 sang "P-SLAUGHTER" alias tukang jagal p***s udah datang. Malik bersiap-siap untuk membersihkan segala perlengkapan bedah dengan alkohol. semuanya serba steril termasuk benda-benda yang tak seharusnya dia sentuh tapi harus digunakan akhirnya diserahkan ke aku.

"Bay..kamu nanti jadi asistenku ya..!! cuma nyiapin aja apa-apa yang aku minta kok, termasuk nyalain ini.." Malik menunjuk ke sebuah alat pemotong yang lebih mirip solder.
"Ok.. tapi ntar aku dikasih sertifikat juga ya Lik.. sertifikat sebagai asisten bedah burung kenari. itung-itung buat nambah CV nantinya kalo mau masukin lamaran kerja, ok?"
"Sep..."

Korban kali ini sudah dibaringkan di ruang keluarga dengan terlebih dahulu dibungkus dengan sarung, maaf.. maksudku mengenakan sarung. semalem Rizki udah aku suruh tidur dengan memegang tititnya karena itu adalah malam terakhir titinya masih dalam keadaan seperti itu. malam-malam berikutnya si titit akan berubah seperti botol kecap tanpa tutup. so.. aku rasa malam perpisahan dengan ujung tititnya itu sudah cukup memuaskan Rizki dan sekarang dilepasnya dengan perasaan ikhlas.

Rizki komat-kamit berdoa supaya segalanya lancar. dan kepalanya mulai disandarkan pada bantal. dia mencoba menenangkan dirinya dan melepasnya dengan perasaan ikhlas. Malik mulai menjamah daerah pribadi milik si korban dengan tangan bersarung lateks seperti pada operasi-operasi biasanya. ketika si "ujang" baru dipencet, Rizki bangun dan tanya ke Malik,

"Sakit gak om?"
"Gak kok.. paling sakitnya waktu disuntik aja, kayak digigit semut kok."
"Disuntik..??disuntik apanya?"
"Ya disuntik tititnya dong, masa yang dipotong tititnya yang disuntik jidatnya, ya obatnya ga nyampe ke titit nanti.."
"Wadoh..." Rizki mulai nyicil panik.

aku cuma bisa bilang dalam hati, "Sakitnya kayak digigit semut kok, semut rangrang segede betis Rambo." kikikikikikik....

Proses anastesi (cieelahhh... bahasa kedokteran bo..!!) berjalan lancar dengan didahului Rizki yang berkali-kali meringis kesakitan akibat pusakanya ditembus oleh jarum suntik.

"Udah di potong ta? kok cepet?" kata Rizki merasa udah lega,
"Belom... ini baru disuntik, nunggu sepuluh menit lagi ya, wes.. kamu tiduran aja, nanti udah ga kerasa apa-apa kok.." jawab Malik the P-SLAUGHTER mencoba menenangkan sang korban.
"Wis siap Bay?" kata Malik TPS (the P-SLAUGHTER),
"Okeh...!!! lets beat it..!!!" jawabku bersemangat. demi sertifikat..!!! demi sertifikat..!!!
"Beat it..beat it.. gundulmu..!!!"

Malik TPS mulai mengambil gunting bedah dan penjepit. dia mulai mengobok-obok kaki tengah sang korban yang segede cabe itu. semua berjalan lancar sampai pada tahap pemotongan ujung kulit. Ckress...!!! dan ujung kulit itu ditempatkan pada tas plastik di depanku. mataku seketika berkunang-kunang. ini adalah tayangan perdanaku melihat prosesi khitanan. daging yang cuma sebesar permen karet berada beberapa puluh senti di depan mataku lengkap dengan beberapa bercak darah. "hweleh.. itu kulit tititnya Rizki?" aku ngomong dalam hati dan gubraaaak...!! udara tiba-tiba rasanya sedikit banget. nafas jadi susah. akhirnya aku berusaha mencari udara segar sebentar di luar rumah.

kaki gemeteran, syukur deh aku gak masuk kuliah kedokteran. aku jadi inget tentang metode HIPNOTHERAPI, biar lebih kuat, aku mencoba menganggap "kuncup yang tak mekar" itu sebagai daging cumi yang mau dimasak. oke... aku coba memanipulasi pikiran bawah sadarku seperti itu sambil menarik nafas dan mengeluarkannya lewat pantat. setelah agak siap aku balik lagi ke TKP.

"Ok..aku siap lagi Lik, apa lagi yang bisa aku bantu?" kataku,
"Ambilin kasa itu Bay, di sebelah kiriku."
"Ok"

Aku tetep sadar dan sedikit banyak sudah ga berpengaruh di pikiranku. kasa yang ada darahnya udah bertumpuk di plastik depanku. "Itu sausnya... itu sausnya...!!!" berkali-kali aku katakan itu dalam hati biar kuat. yep.. aku kuat.. hahahahaha..aku kuat.. ha ha ha... hiyaaaaahahahahaha.. ok, cukup ketawanya.

Prosesi Khitanan sudah selesai dan aku gak pingsan. kegiatan memanipulasi pikiranku sendiri aku anggap sukses.. tapi malah yang ada aku jadi laper laper dan laper. aku jadi terbayang sebuah bisnis baru. bikin restoran. kayaknya kulit tadi kalo di bumbu asem manis atau di goreng tepung enak deh.. yap.. restoran itu musti merger sama dokter khitan masal buat mensuplai bahan utamanya. hiiyaaahahahahahahaaa... (sakit gw...!!!!).

dan siang haripun tiba saat-saat yang dinantikan Rizki, tamu datang dan kasih amplop. Rizki mesem-mesem sambil kipas-kipas tititnya yang masih panas akibat biusnya habis. sampai pada sore hari dia menghitung uang dari hasil mengurbankan tititnya itu berjumlah satu setengah juta lebih, beuh.. aku baru berpikir, itu baru ujungnya aja bisa dapet segitu, gimana kalo pangkas abis... bisa beli motor tuh..

"Ki.. kamu itu kan khitan diem-diem aja bisa dapet 1,5 juta. itu kan dari orang-orang yang tau kalo kamu khitan, yang ga tau kan ga ngasih duit. biar banyak yang tau, kamu berdiri di depan rumah sambil naikin itu sarungnya biar banyak yang tau kalo kamu itu khitan. akhirnya kan bisa banyak yang ngasih amplop ke kamu ki.." terangku ke Rizki,
"Emoohhh... malu yaaa..." jawabnya singkat,

Ternyata konsep iklan yang aku tawarkan ke Rizki ditolak dengan telak. padahal sejenak tadi aku memikirkan beberapa konsep pengiklanan "cucakrowo"nya itu biar Rizki bisa jadi jutawan. atau mungkin bagi para pembaca mau ikutan program afiliasi tititnya Rizki sebelum dia keburu sembuh? segera hubungi saya..!!!

Tidak ada komentar: