Jumat, Juli 15, 2011

It just my fart.. let it go...!!!

Beberapa hari ini aku mengalami Insomnia. Tidur baru bisa terlaksana ketika matahari sudah mulai mengintp dari ufuk timur. Buat aku, insomnia identik dengan masuk angin karena badan lebih akrab dengan udara dingin di tengah malam.

Semalam, mungkin aku bisa menyebutnya puncak dari "Enter the Wind Disease". Perut sebah. Seperti penuh tapi kosong, mungkin ini juga yang dirasakan Bhiksu Tong; guru dari Sun Go Kong yang selalu berkata "Isi adalah Kosong". Pengen makan tapi perut terasa kenyang. Angka lingkar perut memuncak tajam.

Malam itu aku musti nganter temenku untuk pulang ngambil perbekalan di rumahnya. Temenku berencana akan pergi ke Surabaya. Interview katanya. Rencananya memang mau berangkat dari tempatku.

Sampai di rumahnya, aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Disambut beberapa biskuit dan air mineral gelas. Ayahnya menyambut. Kami duduk bersama di ruang tamu. Perbincangan seperti biasa. Tanya kabar dan lain sebagainya.

Pembicaraan kami terhenti. Ayahnya seperti mencium sesuatu yang janggal.

"Kok bau got ya?" kata beliau

"Masa sih om?"

"Iya, tapi dari mana ya?"

Jelas saja ayahnya heran. Rumah temenku ini punya got yang dalamnya ga lebih dari sejengkal. Itupun kering karena memang jarang dilalui air. Apalagi akhir-akhir ini hujan tak kunjung terdengar kabarnya.

"Apa mungkin ada yang sedang panggil sedot tinja ya?" beliau mulai berpikir aneh-aneh, but it 10.35 PM. Siapa yang manggil sedot tinja malam-malam begini?

Ok, dalam hati aku jawab, "Itu kentut saya om.. Maaf, pantat saya lagi ga bisa di rem".

Yang bikin aku ngerasa bersalah adalah beliau bersikukuh mencari sumber aroma ini. Dengan segala kekuatannya ia kerahkan seluruh indera penciumannya mencari sesuatu yang janggal tersebut.

"Cukup om, jangan kau rusak indera penciumanmu dengan aroma yang aku hasilkan dari pantat busukku.. It just my fart.. let it go...!!!" kataku dalam hati.

Sesampainya di rumah, aku ga bisa mengungkapkan aibku ke temenku ini. Masa iya aku tega menceritakan penderitaan ayahnya yang berjuang mengumpulkan informasi dari aroma yang diproduksi oleh perut kembungku.

Malam aku biarkan berlalu begitu saja. Hanya saja, malam itu adalah malam paling sibuk bagi pantatku. Dia lebih sibuk menghasilkan notofikasi bunyi dan bau ketimbang notifikasi dari sms, twitter ataupun facebook sekalipun. Sebelum tidur, yang kuingat hanya 1 doa. "God saves my nose".

Tidak ada komentar: