Kamis, Juni 19, 2008

Diego Di Gempa Jogja

Setiap manusia pasti gak mau mengalami hal buruk dalam hidupnya. apalagi kalo berhadapan dengan bencana alam. Melawan kuasa alam memang gak mungkin dilakukan manusia. kita hanya bisa mencegah dan menghindarinya.

Waktu itu hari Sabtu, 27 Mei 2006. Pagi hari. Gempa terjadi dengan pusat gempa di Bantul Jogjakarta. Masih inget peristiwa dahsyat itu kan? gempa yang sempat memporak porandakan beberapa gedung tinggi di Jogja dan membelah jalan raya dengan kekuatan 5,9 SR.

Di sebuah Kost cowok di daerah jalan Kaliurang kilometer ke 13 tersebutlah seorang pemuda tanggung yang sedang menuntut ilmu di kota tersebut. Kita sebut saja dia dengan sebutan DIEGO. maaf, identitas memang sengaja dirahasiakan mengingat tak seorangpun boleh mengetahui bahwa dia salah satu anggota Power Rangers yang bertugas di kantor cabang pembantu Jogjakarta. Tangan kanan langsung dari Ranger Merah, dialah Ranger Batik. memiliki robot berwujud Sapi Perah bermotif batik bersenjatakan Light Cyberkris (Keris Laser berteknologi Cyborg).

Waktu itu Diego masih terlelap. bibirnya menganak sungai kemana2. bantal berubah menjadi kanebo setiap menjelang pagi. Ayam jantan sudah berkokok tapi belum membangunkan Diego. Tapi mendadak Diego bangun, melompat dari kasur dan segera berdiri semampunya. badan masih gloyoran. semua benda bergerak, berguncang. pikiran Diego cuma satu hal,

"Jangan2 di kamar sebelah ada yang beradegan mesum."

Tapi guncangan ini terlalu hebat, lampu di kamar Diego sampai jatuh. beberapa barang di atas lemari ikut jatuh. Diego akhirnya sadar dan berteriak sekencang2nya,

"WOOIII...!!!! KALO MESUM JANGAN BERJAMA'AH...!!! KOST2AN BISA RUBUH...!!!"

"GOBLOK...!!! INI GEMPA DUL...!!! BURUAN KELUAR...!!!"Teriak salah satu teman kost Diego yang sedari tadi sudah panik.

Diego ikut panik. dia panik bingung mau menyelamatkan apa. dia gak tau musti bawa apaan. dia sahut aja barang kesayangan dia dan dengan segera keluar dari kamar kost. Diego keluar, dia mendapati suasana kacau balau. teman2 kostnya berhamburan menyelamatkan diri masing2. satu2nya pikiran yang terlintas dari Diego adalah berlari menuju tangga ke atas kost yang berupa dak (pelataran dari semen yang datar pengganti atap bangunan). Dak di kost tersebut biasa dipake untuk tempat jemuran anak2 kost. Diego berlari penuh percaya diri. diikuti dengan segera beberapa temannya yang bingung mencari sikap. Sesampainya Diego di dak, salah satu temennya protes,

"WOI SABLENG...!!! INI KAN DAK..!!! KITA GAK BISA LARI KEMANA2 LAGI INI...!!"

"WEEE...!!! SALAH SAPA LO IKUT GUE...!!! SUKA2 GUE DONG LARI KESINI...!!!" Jawab Diego sekenanya.

Akhirnya kegiatan bodoh membodohi itu segera diakhiri dengan turunnya pengikut Diego ke arah pelataran Kost. Mereka murtad terhadap Diego yang telah memberikan petunjuk jalan kesesatan.

Guncangan makin hebat. Diego makin panik. Dia tetap mendekap erat barang kesayangan yang diambilnya dari kamar. dia harus mengambil satu keputusan tepat sebelum semuanya terlambat. satu kata terlintas di pikirannya. Loncat. Diego pun ambil ancang2 dan segera melompat melewati pagar Kost yang tingginya 2 meter. Diego sukses mendarat di jalan raya Kaliurang. dia melihat teman2 kostnya masih terpenjara dalam pelataran kost. Gerbang belum terbuka. terkunci rapat oleh gembok. banyak yang gak nemuin kunci karena panik. cuma Diego yang bisa berada di luar kost.

"Hwedaann...!!! Gak nyangka aku berbakat juga jadi Spiderman. lain kali kalo ada film Spiderman, aku ikut casting ah..." kata Diego sambil gak percaya kalo dia sudah terjun bebas dari lantai 2 melewati gerbang setinggi 2 meter.

Loncatan Diego sang Power Ranger ini membuat gempa berhenti. kekuatan hentakan kaki sang Ranger ini mampu membuat bumi yang berguncang mendadak berhenti. Kakinya memang hebat. sangat kuat. Varises ada dimana2. Betisnya mampu merubuhkan kawanan badak ngamuk.

Diego sempat melihat fenomena masyarakat yang luar biasa. Masyarakat dari arah Kaliurang yang merupakan kaki gunung merapi turun ke Jogja, sedangkan masyarakat Jogja naik ke kaliurang. Terjadi kesalah pahaman. warga kaliurang mengira gunung Merapi mbledos. gak taunya gunung tersebut masih mesem aja. gak batuk2. semua warga numpuk di jalan kaliurang.

Beberapa menit kemudian suasana sudah mulai mereda. cuma listrik aja masih mati. banyak HP ga ada sinyal. cuma beberapa yang masih ada. hampir semua jaringan telekomunikasi putus. tapi tetep ada beberapa yang gak.

Radio lokal mulai menyiarkan kejadian yang telah terjadi. salah satunya meminta korban untuk menelpon ke studio menceritakan yang sedang terjadi. Diego, salah satu manusia yang beruntung yang bisa mendengarkan radio mulai menghayati apa yang sedang diberitakan. diapun berinisiatip untuk terlibat dan berinteraksi dengan menelpon radio tersebut. dia diminta menceritakan apa yang terjadi. dengan gagah perkasa dan semangat 45 Diego menceritakan segala kejadian yang dialaminya waktu itu.

Akhirnya sang penyiar menanyai Diego. pertanyaan yang sangat penting bagi korban bencana.

"Jadi bantuan apa mas yang dibutuhkan warga sekitar situ agar kalau pihak relawan mendengar bisa langsung datang dan memberikan bantuan kepada masyarakat setempat." tanya penyiar tersebut.

Otak Diego jadi mengkerut. kemampuan berpikirnya yang masih terbatas gak mampu menghasilkan buah pikiran yang berguna. dia melirik barang kesayangannya yang sedari tadi diselamatkannya dan menemaninya melalui berbagai aksi saat gempa waktu itu. sebuah asbak bulat berbentuk payudara tersenyum kepadanya seakan memberikan kode ke Diego.

"Di sini butuh.... Kami butuh... ya.. kami butuh Rokok mbak..." kata Diego melalui HP.

"APAAA...??? ROKOK...?? MAS.. INI BUKAN WAKTUNYA BERCANDA...!!!" teriak penyiar mencak2.

jelas aja, saat genting adalah saat yang gak tepat buat bercanda. tapi Diego gak bercanda. hanya saja dia gak bisa berpikir sehat. telpon akhirnya diputus oleh pihak radio. beberapa menit ke depan kamar Diego kembali hening...

Satu jam kemudian Diego sudah keluar dari kost berpakaian rapi dan membawa tas. segera ditungganginya motor kesayangan.

"Kemana lo?" Tanya salah satu temen kost Diego yang sempet lihat Diego keluar kost,

"Ke kampus. Ada sidang.." Jawabnya singkat sambil meninggalkan temennya dan juga meninggalkan bau asap knalpot.

Hari itu hari sabtu, hari Sidang untuk Skripsi Diego yang sudah dijadwalkan minggu lalu. dalam beberapa menit, Diego memberhentikan motornya dengan sukses di kostnya.

"Lho..kok balik? bukannya sidang..?" tanya temennya tadi yang memergoki Diego keluar kost.
"Gak jadi.. gedung tempat sidangnya rubuh. Sidang ditunda minggu depan..." jawab Diego sambil lemes.

"Lha gua mau bilang gitu lo udah ngacir duluan.. mana ada kampus aktip abis gempa gini? dasar geblegh...!!!" jawab temennya singkat.



Diego gak jadi sidang skripsi hari itu. hal ini membuatnya sadar akan satu hal. ternyata gempa tak membuatnya berpikir cerdas. ternyata hanya rokok yang mampu membuatnya berpikir cerdas. satu2nya pikiran cerdas Diego adalah dia cukup cerdas mengakui bahwa dirinya bodoh akut.

Tidak ada komentar: