Selasa, Juni 24, 2008

Thermo Kopel

Saya ucapkan selamat kepada Monyet yang sekarang sudah Skripsi. jadi inget satu hal... KAPAN AKU SKRIPSI.... huhuhuhu......

Monyet ngambil jurusan Teknik Mesin. Dulu yang sempet aku pikirkan, masa depan Mahasiswa teknik mesin cuma bisa benerin mesin jahit. ternyata gak, lebih dari itu. Kali ini Monyet mengambil judul Skripsi alat pengolah minyak Jarak. Minyak dari buah jarak ini bisa dirubah menjadi bahan bakar. Wah.. mulia sekali cita2 nak monyet ini. semoga monyet kali ini gak keblinger dan malah minum hasil pembakaran minyak jarak untuk obat kuat.

Perjuangan Monyet memang sungguh luar biasa. dari pada beli minyak jarak yang udah jadi sampe 600 ribu sebotol, dia dan temen2 sejawatnya memilih beli buah jarak 5 karung dan dikupas sendiri. maklum, yang namanya mahasiswa kan musti ngirit, mengingat kebutuhan skripsi yang lain jauh lebih kompleks.

Buah jarak 5 karung dikupas rame2 lima orang. bukan berarti satu orang wajib buka satu karung, tapi digarap bareng2. Satu biji jarak aja bukanya susahnya setengah mati. sampe2 baru buka satu biji aja tangan bisa parkinson . Kulit biji jarak itu kerasnya minta ampun, kalo mau dapet minyaknya musti bisa kupas kulitnya dan memeras bijinya. setelah lebih dari dua minggu berlangsung, biji jarak yang 5 karung baru bisa selesai. Monyet sekarang jauh lebih sakti. jarinya seperti habis berguru di perguruan Shaolin. bisa ilmu jari maut. jarinya tebel. kayak ada ampelasnya. kalo disuruh milih, temen2 si monyet lebih milih ngupas biji si monyet meskipun 10 karung.

Hasil perasan biji jarak yang 5 karung itu cuma bisa jadi seperempat botol. HAH...!!!! Pantes aja sebotol minyak jarak dibanderol 600 ribu. perjuangannya yang mahal. musti berapa karung biji jarak baru bisa jadi minyak sebotol.

Akhirnya Monyet menyerah. dia musti rela merogoh kantong lebih dalem untuk iuran lagi beli minyak jarak. Dari sini aku baru sadar, betapa susahnya perjuangan menempuh skripsi. Minyak jarak sudah terbeli, sekarang tinggal bikin alat pembakar minyak jarak. Setelah mendengar banyak cerita dari monyet, aku sedikit mengerti cara kerja alat tersebut.

Cara kerja :
1. Minyak dibakar dengan panas tertentu.
2. Suhu pembakaran harus benar2 akurat. oleh karena itu dibutuhkan termometer digital supaya data perubahan panas bisa diproses melalui komputer.
3. Termometer digital tersebut digantikan oleh sebuh alat bernama THERMO KOPEL, sebuah benda berupa serabut tipis yang terbentuk dari dua logam yang berbeda.
4. Nah.. pejelasan selanjutnya aku agak burem, gak jelas. Maklum. sistem kerja otekku kan WRITE AND ERASE, dan kapasitas penyimpanannya juga gak banyak, jadi aku lupa.

Di suatu hari, Monyet beruntung mendapatkan bantuan dari sang dosen. Sang dosen membawa oleh2 berupa THERMO KOPEL dari Jepang. Maklum, alat tersebut sangat langka di Indonesia. bahkan harganya muahal buanget. THERMO KOPEL yang lebih mirip rambut sepanjang 5 cm ini di Jepang dibanderol ratusan ribu rupiah (berdasarkan kurs rupiah). wah.. kalo dipikir2 ini alat riskan banget. Ilang bisa bunuh diri pake nelen biji jarak sekarung.

Untuk menyingkat waktu, monyet dan teman2 memilih mempercayakan pengerjaan alat pembakar minyak jarak ini ke seorang tukang yang dipercaya. selama satu bulan penuh, alat tersebut gak jadi2. giliran di jenguk, si monyet histeris.

"Mas.. thermo kopel-nya mana?"
"Apa mas..?? termos apa..??"
"THERMO KOPEL.. THERMO KOPEL... KOPEL..KOPEL..!!!"
"Apaan tuh mas?"
"Yang seperti serabut kabel wrna perak. yang sepanjang telunjuk itu lho mas."
"Walah.. ya gak tau saya mas..."
"LHA GAK TAU GIMANA...??? ITU KAN UDAH TAK KASIHIN MAS BULAN LALU...!!! ITU HARGANYA MAHAL-E NAUDZUBILE...."
"Lha tak kira itu kabel gak ada gunanya mas..."

Monyet shok... hampir pingsan. Dalam pikirannya cuma mau bunuh tukang yang ngerjakan alat ini. dia lebih memilih harakiri pake biji jarak daripada musti kehilangan rambut yang bahannya dari PLATINA itu. Walah... kalaupun mau nyari musti ke Jepang. kalaupun mau ke Jepang musti ngepet baru bisa beli tiket pesawat. kalaupun sampe Jepang musti jual diri buat nebus THERMO KOPEL yang harganya ratusan ribu itu.

Hari berikutnya Monyet memelas dihadapan sang dosen meminta thermo kopel lagi. Dosennya jelas mencak2.

"MAKSUD KAMU..... SAYA MUSTI KE JEPANG LAGI BUAT BELI RAMBUT PLATINA ITU CUMA BUAT KAMU...??? LHA KAMU ITU SIAPA...??" teriak sang dosen.

Monyet semakin putus asa. hidup jadi terasa hambar. sehari2 cuma ngobrol sama si Otong, ikan mas koki semata wayang. kerjaannya cuma manyun, manyun dan manyun... bibir sampe bisa dibikin telenan. Sempat terlintas dipikiran monyet bahwa minyak jarak kali ini dibikin minyak oles, bahan skripsi monyet di perguruan Mak Erot.

Kabar gembira datang. sang kakak ternyata kerja di batam. monyet mencoba minta dicarikan thermo kopel di Singapore dan ternyata ada. tapi bahannya bukan dari Platina. setelah didiskusikan dengan sang dosen yang juga putus asa dengan monyet ini, dia mengangguk. thermo kopel itu bisa dipake walaupun bukan dari platina.

Akhirnya Monyet sepakat untuk menebus thermo kopel yang harganya ratusan ribu itu, meskipun kali ini bisa dapat 1 meter.

Masa depan Monyet akan Skripsinya kembali cerah. semua mulai bisa terlihat. dari yang suram berubah terang. Alat pembakar minyak jarak ini mulai bisa dikerjakan. bedanya, kali ini pengawasan terhadap pengerjaan alat jauh lebih ketat. waktu luang untuk bercumbu dengan Otong si ikan mas koki jadi berkurang. tapi itu semua demi menebus sebuah cita2. terlaksanannya SKRIPSI.

Pesanku sama Monyet.
Selamat berjuang nyet...!!! semoga panjang umur...!!! Halah.....

Tidak ada komentar: